Pendidikan berasal dari bahasa Paedagogie (bahasa Yunani) yang berarti "Pergaulan dengan anak-anak". sedangkan Paedagogos beraarti pelayanan atau bujang yang pekerjaanya mengantar dan menjemput anak-anak dari sekolah, kemudian setelah di rumah ia mengawasi dan menjaga anak-anak tersebut. paedagogos berasal dari kata Paedos (anak) dan agoge (saya membimbing). sedangkan orang yang ahli mendidik disebut Paedogog, ialah orang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk dapat mandiri dan dewasa. sedangkan Paedagogiek adalah Ilmu pengetahuan.
Beberapa rumusan tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:
1. Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta terampil yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Pendidikan adalah upaya sadar pendidik dalam memberi kesempatan kepada peserta didik dengan berbagai cara untuk dapat mengembangkan berbagai potensi positif secara maksimal dan menhambat potensi negatif yang dimiliki, agar dapat menjadi diri sendiridan warga negara yang baik, dan berlangsung sepanjang hayat di mana pun yang bersangkutan berada. (Maufur dan Sitti Hartinah, 2010)
Unsur-Unsur Pendidikan
1. Pendidik, pendidik sebagai orang yang memberikan pengajaran, pelatihan dan bimbingan.
2. Peserta didik, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
3. Materi pendidikan, yaitu bahan yang disajikan dalam rangka mempengaruhi perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
4. Tujuan, yaitu tujuan yang hendak dicapai, yakni ke arah mana bimbingan ditujukan. tujuan pendidikan dirumuskan dengan berbagai tingkatan, sesuai dengan jenis, jenjang dan jalur pendidikan yang ada.
5. Metode, metode atau cara atau alat tertentu yang digunakan dalam membimbing.
6. Interaksi Edukatif, yaitu hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta didik yang mengarah kepada tujuan pendidikan.
7. Lingkungan pendidikan, yakni lokasi dimana proses pendidikan berlangsung.
Jumat, 25 Mei 2012
Kamis, 03 Mei 2012
Jenis layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling
Berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Prayitno (1997:35-38) yang dikutip Agus Mulyadi mengemukakan berbagai jenis layanan yang perlu dilakukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
1. Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan (seperti lingkungan sekolah) baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperanya peserta didik dilingkungan yang baru itu.
2. Layanan informasi, yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan, jabatan dll) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.
3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadinya.
4. Layanan Pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap, kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainya.
5. Layanan konseling perorangan, layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didikmendapatkan layanan langsung tatap mukadengan guru BK dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang di deritanya.
6. Layanan bimbingan kelompok, layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu.
7. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Selain kegiatan layanan tersebut diatas, dalam pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan yang lain yang disebut kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung yang pokok adalah sebagai berikut.
1. Aplikasi instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (konseli), lingkungan maupun lingkungan yang lebih luas.
2. Penyelenggaraan Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (konseli).
3. Konferensi kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (konseli) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak.
4. Kunjungan rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan bagi terentaskanya permasalahan yang dialami peserta didik (konseli) melalui kunjungan rumahnya.
1. Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan (seperti lingkungan sekolah) baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperanya peserta didik dilingkungan yang baru itu.
2. Layanan informasi, yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan, jabatan dll) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.
3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadinya.
4. Layanan Pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap, kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainya.
5. Layanan konseling perorangan, layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didikmendapatkan layanan langsung tatap mukadengan guru BK dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang di deritanya.
6. Layanan bimbingan kelompok, layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu.
7. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Selain kegiatan layanan tersebut diatas, dalam pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan yang lain yang disebut kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung yang pokok adalah sebagai berikut.
1. Aplikasi instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (konseli), lingkungan maupun lingkungan yang lebih luas.
2. Penyelenggaraan Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (konseli).
3. Konferensi kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (konseli) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak.
4. Kunjungan rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan bagi terentaskanya permasalahan yang dialami peserta didik (konseli) melalui kunjungan rumahnya.
Rabu, 02 Mei 2012
Faktor Penyebab Kesulitan Dalam Belajar
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR
A. Faktor
Internal
Faktor internal adalah faktor
penyebab kesulitan belajar yang berasal dari dalam diri individu yang belajar,
yaitu :
1. Keadaan
Fisik
a.
Kesehatan
Dalam belajar, sangat membutuhkan
fisik yang prima. Karena keadaan fisik yang sedang tidak sehat, baik tidak
sehatnya menyeluruh maupun bagian-bagian tertentu yang sedang sakit. Seorang
yang sakit, akan terganggu konsentrasinya. Fisik akan menjadi lemah, lemas,
ngantuk dan sebagainya.
b.
Cacat tubuh ringan
Yaitu cacat tubuh yang menjadi faktor
penyebab kesulitan belajar yaitu cacatnya salah satu panca indera individu.
Seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan dan sebagainya
2. Keadaan
Psikis.
a.
Minat
Tidak adanya minat seorang anak
terhadap mata pelajaran tertentu atau terhadap guru tertentuakan timbul
kesulitan belajar
b.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang timbul
dari dalam diri subyek yang belajar. Motivasi muncul karena adanya keinginan
yang muncul dari dalam diri atau bisa dari luar individu. Semakin besar
motivasi belajar, maka semakin besar hasil yang akan dicapai. Motivasi dapat
dikelompokan menjadi dua macam, yaitu :
1.
Motivasi interistik :
Hal dan keadaan yang berasal dari
dalam siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.
2.
Motivasi eksterinstik :
Hal dan keadaan yang datang dari luar
individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar.
c. Intelegensia
Intelegensia atau kecerdasan adalah
kejituan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang sukar dan komplek dengan
cepat. Anak yang normal ( 90-110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya.
Mereka yang memiliki IQ ( 110-140) dapat di golongkan cerdas.
B. Faktor
Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor
penyebab kesulitan belajar yang berasal dari luar individu yang berasal, yaitu
:
1.
Lingkungan Keluarga.
a.
Perhatian Orang tua
Perhatian orang tua yang
berlebihan, akan menyebabkan kesulitan belajar. Karena anak akan menjadi manja.
Anak akan meminta persyaratan tertentu sebelum belajar. Sebaliknya, kurang
perhatian orang tua terhadap anaknya karena kesibukan orang tuanya, akan muncul
kemalasan belajar.
b.
Kondisi rumah
Kondisi rumah yang terlalu gaduh
karena dekat dengan pasar, pabrik, terminal, atau letak rumah yang sangat padat
penduduknya. Rumah yang terlalu panas, ventilasi udara kurang dan lain
sebagainya.
c.
Status Ekonomi
Belajar memerlukan
fasilitas-fasilitas yang memadahi, semakin lengkap fasilitas belajar, semakin
banyak dana yang harus di keluarkan. Berkaitan dengan fasilitas yang pada
umumnya harus dibeli maka status ekonomi akan ikut berpengaruh terhadap
kesulitan belajar.
d. Lingkungan
Sekolah
1.
Gedung dan Fasilitas
Gedung merupakan salah satu sarana
untuk belajar siswa. Gedung yang sudah tua akan roboh akan mengkhawatirkan
menimpa individu yang belajar dan mengganggu ketenangan dalam belajar. Faktor
fasilitas yang sudah lama, atau tidak terawat juga menyebabkan kesulitan
belajar.
2.
Perilaku guru
Adanya perilaku guru yang tidak baik,
yang tidak diteladani, memberikan bimbingan agar siswa kreatif dan justru guru
mengekang siswa dan tidak memberikan kesempatan agar siswa bisa mengembangkan
diri dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. pedoman guru “ ing ngarso sung
tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Semestinya guru menjadi
teladan yang kreatif yang bisa mengembangkan dirinya.c. Metode
PembelajaranKetidak mampuan dalam menguasai materi serta tidak tepat metode
dalam mengajar akan menjadikan kesulitan dalam belajar siswanya. Ketrampilan memilih
dan mengusai metode sangat dibutuhkan oleh setiap guru, sehingga siswa akan
lebih mudah mempelajarinya.
3.
Lingkungan Masyarakat
a.
Teman bergaul Sesuai perkembangan jiwa pada usia masuk
sekolah sudah mulai ada keinginan untuk diakui oleh teman sebayanya sebagai
anggota kelompoknya.Pengakuan ini meminta setiap individu untuk selalu bersama
dengan kelompoknya. Kelompok bermain biasanya terdiri dari berbagai macam
pendidikannya, bahkan ada yang tidak sekolah, atau sudah bekerja. Artinya
apabila kelompok itu berbuat sesuatu maka setiap anggota kelompok agar mengikutinya.
b.
Corak kehidupan tetangga
Corak kehidupan berkeluarga yang
menjadi penyebab kesulitan belajar, tetangga yang suka bermain judi,
minum-minuman keras dan lain sebagainya. Awalnya anak-anak akan mendengarkan
pembicaraan mereka, lambat laun mereka ingin melihat dan ikut serta di
dalamnya. Kalau hal ini sudah dilakukan, maka akan timbul masalah dalam belajar.
Sumber : Konsep dasar bimbingan
konseling Dr. Sitii Hartinah DS, MM
Visi dan Misi Bimbingan Konseling
V I S ITerwujudnya kehidupan kemanusiaan yang sejahtera melalui tersedianya layanan bantuan bimbingan konseling pada peserta didik agar dapat berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.M I S I1. Misi Pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku dalam kehidupan keseharian dan masa depan.2. Misi Pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi, bakat, minat, dan kompetensi peserta didik.3. Misi Pengentasan Masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah yang dihadapi peserta didik.
Langganan:
Postingan (Atom)