Sabtu, 28 Januari 2012

Kunci sukses bermain sepak bola

Menjadi pemain sepak bola yang baik, diperlukan beberapa faktor pendukung seperti halnya faktor genetik, kedisiplinan, latihan, dan faktor keberuntungan. Dalam setiap pribadi, beberapa faktor tersebut selalu ada. Jika kita bisa mengelolanya dengan baik maka kita akan menjadi seorang pemain yang baik.

A. Faktor Genetika
Kemampuan fisik dan postur tubuh setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh secara genetika dari orang tuanya. Perbedaan tersebut dalam dunia sepak bola sangat mempengaruhinya. Apabila seorang pemain berpostur tubuh kecil maka ia akan mudah untuk lawan mainnya, ia juga akan mengalami kesulitan dalam menjangkau bola-bola atas. Selain itu, kecepatan dalam berlari pun tidak menutup kemungkinan lambat jika dibandingkan dengan pemain yang berpostur tubuh tinggi. Begitu juga sebaliknya, pemain sepak bola yang memiliki ukuran tubuh terlalu besar akan memiliki kesulitan dan hambatan tersendiri dalam bermain sepak bola. Berbeda dengan pemain sepak bola yang memiliki tubuh ideal. Namun meski demikian, baik berpostur besar ataupun kecil, jika kita tetap mau berlatih maka segala kekurangan akan tertutupi. Banyak pemain kelas dunia yang berpostur pendek. Diantarnya: Lionel Messi penyerang terbaik Argentina yang bermain untuk klub Spanyol (Barcelona), begitu juga dengan Carlos Tevez (Manchester City), Wayne Rooney (Manchester United), Robinho (AC Milan), dan masih banyak lagi pemain yang berkualitas tinggi dan berpostur tubuh pendek.
Beetle Tiger juga punya penyerang mungil, yaitu Daryani

B. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan faktor terpenting untuk kemampuan seorang yang tinggi didalam berlatih dan menerapkan latihan/ajaran yang diberikan, tidak mungkin seorang pemain bisa mencapai potensinya. akan tetapi, entah dari tahun berapa, pemain Beetle Tiger tidak disiplin, baik di dalam lapangan maupun diluar lapangan.

C. Faktor Latihan
Dibalik suatu kemenangan dalam permainan sepak bola tentunya tidak terlepas dari seorang pelatih. Kehadiran seorang pelatih pada suatu klub merupakan urat nadi permainan. Tanpa pelatih, suatu klub sepakbola akan kecil kemungkinan untuk berhasil dan meraih prestasi.
mendatangkan pelatih tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit, Beetle tiger Fc merupakan klub amatir di tengah-tengah perkampungan. jadi tidak mampu untuk mendatangkan seorang pelatih, tp semoga saja suatu saat nanti kami bisa memanggil salah satu pelatih sepak bola terbaik yang ada di Indonesia. Rahmad darmawan atau Bendol.

D. Faktor keberuntungan
Faktor keberuntungan setidaknya memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan seseorang. Tidak jarang banyak orang-orang yang memiliki kemampuan dalam bermain sepakbola, namun mereka tidak berada di jajaran level tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka tidak memiliki koneksi dengan para petinggi sepak bola. Hingga pada akhirnya para pemain tersebut gagal untuk meraih kesuksesan yang mereka dambakan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para pelatih untuk mengantar anak didiknya sukses, antara lain sebagai berikut:
1.Setiap pemain menanamkan untuk berlaku disiplin dalam segala hal.
2.Setiap pemain memahami mengenai pola hidup sehat. Mulai dari makan, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup.
3. menghargai antar pemain


Pengurus Beetle Tiger Fc
dikutip : http://my.opera.com/erikriana/blog/2011/01/02/kunci-sukses-bermain-sepakbola

Jumat, 27 Januari 2012

Kenakalan Remaja

  A. Pengertian Kenakalan Remaja
      Definisi kenakalan remaja menurut para ahli Kartono, ilmuwan sosiologiKenakalan Remaja     atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.· Santrock Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
B. Gejala-gejala Kenakalan remaja
Adapula Gejala-gejala yang dapat dilihat pada anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :
1. Anak tidak disukai teman-temannyasehingga bersikap menyendiri.
2. Anak sering menghindar dari tanggungjawab mereka di rumah dan di sekolah.
3. Anak sering mengeluh kalau mereka memiliki permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa selesaikan.
4. Anak mengalami phobia atau gelisah yang berbeda dengan orang-orang normal.
5. Anak jadi suka berbohong.
6. Anak suka menyakiti teman-temannya.
7. Anak tidak sanggup memusatkan perhatian.
C. Ciri-ciri Kenakalan Remaja
Dalam hal ini terdapat beberapa macam ciri-ciri tentang kenakalan remaja adalah sebagai berikut :
1. pemarah, apabila menghadapi suatu permasalahan dan masalah itu terasa tidak cocok maka seketika itu bisa langsung marah.
2. pemalas, biasanya kalau seseorang apabila sudah terjerumus kedalam hal yang negatif biasanya akan menjedi seorang yang pemalas dalam segala hal-hal yang bersifat baik.
3. tidak memiliki rasa belas kasih yang besar.
4. mudah putus asa atau tidak sabaran.
5. apabila dilihat dari segipakaiannya tidakpernah memakai pakaian yang rajin atau sering memakai pakaian yang tidak pantas untk dipakai, seperti laki-laki memakai pakaian perempuan atau sebaliknya.
6. potngan rambut atau keadaan tubuhnya tidak pernah diperhatikan.
7. tidak mengenal yang namanya dosa.
8. dan tidak pernah merasa takut terhadap siapapun.
9. dan lain-lain.
D. Sebab-sebab timbulnya kenakalan remaja
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
  1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
  2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor eksternal:
  1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
  2. Teman sebaya yang kurang baik
  3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik. Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja, menurut Kumpfer dan Alvarado, Minggu (23/1/2011)
  1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
  2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
  3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
  4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
  5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
  6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
  7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
  8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
  9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
  10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.
Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya perilaku yang tidak baik pada diri remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak baik.
“Guru yang kurang sensitif terhadap hal ini juga bisa membuat remaja menjadi semakin sulit diperbaiki perilakunya. Demikian juga dengan guru yang terlalu keras dalam menghadapi remaja yang bermasalah. Bisa jadi, bukannya ikut meredam kenakalan mereka, malah membuat kenakalan mereka semakin menjadi,” ujar Prof. Arif Rachman, pakar pendidikan dari UNJ.
Sementara M Faisal Magrie, konsultan psikologi remaja dari Asosiasi Berbagi, menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mencegah munculnya perilaku kenakalan pada anak remaja.
Menurut Faisal, mengasuh anak yang memasuki usia remaja dapat diandaikan seperti bermain layangan. “Apabila orangtua menarik talinya terlalu dekat, layangan itu tidak akan bisa terbang. Namun bila orangtua membiarkan talinya terlalu jauh, layangan tersebut akan putus karena angin yang kencang, atau hal lain seperti menyangkut di pohon,” kata Faisal.
Begitu juga dengan anak remaja, jika orangtua terlalu mengekang anak, yang terjadi adalah anak tidak mampu berkembang secara mandiri dan mereka akan berusaha untuk melepaskan dirinya dari kekangan orangtua. Ketika hal ini terjadi, lingkungan sosial, terutama teman sebaya, akan menjadi pelarian utama si anak.
Apabila ternyata lingkungan sosial tempat anak biasa berkumpul memiliki kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja, anak juga berpotensi besar untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan kelompoknya.
Hal yang sama juga dapat terjadi apabila orangtua terlalu membebaskan anak. Perbedaannya adalah, anak yang dibebaskan tidak merasakan tekanan sebesar apa yang dirasakan oleh anak yang dikekang, sehingga dorongan untuk memberontak cenderung lebih kecil dibandingkan anak yang dikekang.


E. Bahaya yang akan timbul
1. Dampak kenakalan remaja akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, maka ia akan menjadi pribadi yang buruk
2. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu, maka dia akan dikucilkan atau dihindari oleh banyak orang. Remaja tersebut akan dicap sebagai pengganggu dan manusia tidak berguna
3. Akibat dikucilkanya dia dari lingkungan sekitarnya, remaja tersebut bakan mengalami gangguan kejiwaan. Yang dimaksud dengan kejiwaan bukan orang gila, tetapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosial, merasa sangat edih, bahkan akan membenci lingkungan sekitar.
4. Akibat kenakalan remaja, tidak sedikit orang tua yang menanggung malu. Hal ini angat merugikan dan biasanya remaja yang sudah terjebak dalam kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban orang tua.
5. Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seseorang yang kemudian terpengaruh pergaulan bebas. Hampir bisa dikatakan dia tidak memiliki masa depan yang cerah. Hidupnya akan hancur perlahan.
6. Kriminalitas bisa menjadi salah satu akibat kenakalan remaja.remaja yang terjebak ke dalam hal-hal negatif bukan tidak mungkin akan memiliki keberanian untuk melakukan tindak kriminal.
Itulah beberapa akibat dari kenakalan remaja yang sudah semestinya harus dihindari. Peran orang tua, guru di sekolah, dan teman-teman berperan penting dalam pergaulan remaja.

F. Upaya yang dilakukan

Hal-hal yang bisa dilakukan/ cara mengatasi kenakalan remaja:

  1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
  3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Referensi :

Selasa, 24 Januari 2012

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Pengertian Bimbingan dan Konseling

1. Definisi Bimbingan

Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.

Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.

2. Definisi Konseling

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Sumber : http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/#ixzz1jV1AVAPW

CARA BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN ( BIDANG BELAJAR )

  CARA BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari baha...