Senin, 18 Juli 2011

hawa nafsu

Salah satu Faktor penyebab kehancuran generasi Islam adalah Memperturutkan Hawa Nafsu.
Nafsu sering diartikan sebagai dorongan yang menggerakan manusia untuk mencapai sesuatu, sementara sahwatnya berarti keinginan untuk memilikinya. Jelasnya nafsu sahwat adalah dorongan ytang menggerakan m,anusia untuk berusaaha mencapai sesuatu keinginan tertentu untuk di kuasai, yang biasanya cenderung bermakna negatif. Adapun yang menjadi objek nafsu syahwat ini adalah dunia dan seisinya. Dengan kata lain hawa nafsu akan selalu cenderung terhadaphijau ranaunya dunia yang di dalamnya terdiri dari wanita, keturunan, harta benda dan lain-lain.
“ dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita –wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternakdan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS. Ali Imran : 14 )
Semua manusia normal tentu memahami dan merasakan betapa besarnya peran nafsu syahwat dalam mempengaruhi gerak langkah setiap individu. Nafsu syahwat dapat pula berbarti hawa nafsu yang merupakan bagian jiwa yang tak terpisahkan dari manusia. Hawa nafsu memang di ciptakan untuk dipadukan dalam roh dalam satu badan. Hawa nafsu ada semenjak manusia ada dan akan terus ada sepanjang sejarah manusia di muka bumi ini ada.yang terpenting dan harus di waspadai bahwa hawa nafsu adalah sarana atau media yang paling mudah di hinggapi syetan.
“ berkata(syetan) ya Tuhanku, karena Engkau telah memutusku bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka (QS. Al-Hijr : 39-40 )
Sudah dapat dipastikan bila hawa nafsu di tunggangi setan lambat laun hawa nafsu itu menjadi panglima yang berkuasa mendorong seseorang untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya.di sisi lain pikiran dan hati tertutup oleh pagar keinginan yang tak terkendali akibat hawa nafsu yang menguasai dirinya.
Budaya korupsi, kolusi Nepotisme akan menjadi berita harian. Mulai dari birokrasi tingkat tinggi hingga yang terendah hidup dari “uang semir”. Hukum pun tumpul tak mampu menjerat para pelakunya. Sebaliknya jika berhadapan dengan rakyat jelata pedang hukum begitu tajam. Akibatnya warna ketidak adilan mencolok mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar