Jumat, 23 September 2022

CARA BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN ( BIDANG BELAJAR )

 

CARA BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari ( Bari Djamarah, 1994: 21). Menurut James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. sedangkan menurut Cronbach belajar yang efektif adalah melalui penglaman. Dan menurut Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono, 2006: 104).

Belajar dikatakan sebagai suatu proses karena perubahan tingkah laku yang terjadi melalui suatu tahapan-tahapan yang pada akhirnya menjadi suatu hasil belajar. Misalnya: Seorang anak yang ingin dapat berjalan, maka ia mulai dilatih oleh orangtua, merangkak, berdiri,dituntun untuk mulai melangkah yang pada akhirnya si anak bisa mulai berdiri dan mulai sedikit demi sedikit melangkahkan kakinya dan kemudian ia mulai dapat berjalan dengan sempurna.

Demikian juga bila seorang siswa ingin mengetahui,dapat serta memahami sesuatu dengan baik maka ia harus melalui proses yang disebut proses belajar. Proses belajar akan menghasilkan perubahan yang bersifat “Intensional (disengaja)”,positif,aktif,efisien,efektif dan fungsional.

A.    Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar itu merupakan aktivitas fisik dan mental yang tidak berdiri sendiri,tetapi keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam diri sendiri (faktor Internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). Faktor-faktor tersebut diantaranya :

1.      Kondisi internal

Kondisi ini adalah kondisi yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi :

a.       Fisik / Jasmaniah, artinya apabila secara umum kondisi seseorang apabila dikatakan sehat,maka akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya. Misalnya : siswa kondisi sakit : secara tiba-tiba terjadi sakit kepala,sakit perut, siswa sedang menjalani perawatan operasi, amandel,jantung,paru-paru,kecelakaan lalu lintas sejenisnya

b.      Psikis / Kejiwaan, artinya apabila kondisi kejiwaan seseorang dalam belajar kurang stabil,maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajarnya. Misalnya : Siswa diliputi rasa ketakutan, kecemasan, adanya konflik-konflik batin, diliputi rasa kekecewaan,serta gangguan psikis lainnya.

c.       Adanya Kemauan ( Niat ) yang muncul dari daalam diri individu. Dan kemauan atau niat tersebut benar-benar tulus. Maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajarnya..Misalnya : Siswa niat belajar dengan sungguh-sungguh karena belajar/ sekolah itu merupakan suatu kebutuhan diri sendiri apabila ingin mencapai masa depan yang gemilang. Siswa juga berniat bahwa : “saya harus menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam sekolah dan karir saya”. “Saya tidak boleh bermalas malasan dalam hidup ini, saya harus bekerja keras”.

d.      Kecerdasan ( IQ)

Faktor kecerdasan (IQ) ini juga sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar seseorang. Seseorang yang dikategorikan mempunyai IQ Normal (100-110) menurut hasil psykhotes),maka ia disimpulkan akan mampu mengikuti belajar di sekolah-sekolah umum dengan lancar, selama ia tidak mengalami gangguan-gangguan lainnya. Demikian juga apabila seseorang mempunyai kecerdasan dibawah normal, tentunya akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar disekolah jika dibanding dengan seseorang yang berkecerdasan normal.

 

e.       Minat

Minat juga menentukan aktivitas dan hasil belajar seseorang. Minat adalah tertarik yang kuat terhadap obyek tertentu. Apabila seseorang dalam belajarnya sudah tidak mempunyai rasa ketertarikan yang kuat terhadap obyek yang dipelajari tentunya aktivitas dan hasil belajar yang dicapai juga tidak optimal. Demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu seseorang terus menerus untuk belajar mencintai,menyenangi suatu obyek belajar sehingga pada akhirnya mampu dengan seutuhnya tertarik yang kuat dan mencintai dengan setulus-tulusnya obyek belajar tersebut, yang pada akhirnya motivasi belajar semakin meningkat untuk mencapai keberhasilan dalam belajarnya.

f.       Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai suatu hasil tertentu / suatu perbuatan. Motivasi bisa dikelompokkan menjadi dua,yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi Internal adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang. Misalnya ; Belajar adalah suatu kebutuhan untuk masa depan,dan sejenisnya.Sedangkan motivasi eksterinsik adalah dorongan yang dilakukan oleh seseorang karena adanya faktor dari luar. Misalnya : Hadiah/Reward. Siswa akan dapat hadiah apabila nilai hasil belajarnya di atas 80. Kedua motivasi tersebut sudah dilaksanakan baik oleh orangtua,guru atau suatu lembaga. Alangkah baiknya seseorang memiliki motivasi internal yang kuat, sehingga aktivitas dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai.

B.     Kondisi Eksternal

Kondisi eksternal meliputi kondisi lingkungan di mana siswa berada. Kondisi lingkungan adalah keadaan alam sekitar siswa yang mempengaruhi kegiatan belajarnya baik lingkungan personal maupun lingkungan-lingkungan material (sarana prasarana). Kondisi eksternal tersebut yaitu :

1.      Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana penunjang keberhasilan belajar juga mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar seseorang. Sarana dan prasarana ini juga bisa dari siswa dan dari lembaga pendidikan. Misalnya di rumah mempunyai sarana dan prasarana penunjang keberhasilan belajar,sedangkan di sekolah sarana dan prasarana penunjang belajar juga lengkap, maka kemungkinan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal akan tercapai. Sarana dan prasarana belajar misalnya ; buku-buku paket, buku catatan,ruang laboratorium, komputer, laptop, conect internet (hotspot),dan sejenisnya

2.      Lingkungan Sekitar

Lingkungan dimana individu tinggal dan lingkungan bermain individu akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar. Apabila lingkungan sekitar sangat mendukung kemajuan individu,maka keberhasilan belajar dapat tercapai. Demikian juga sebaliknya, termasuk didalamnya adalah lingkungan bermain dan kelompok individu. Oleh sebab itu seseorang harus bijak dalam menyikapi dirinya untuk hidup bermasyarakat, artinya mampu memilih mana yang bermanfaat dan mana yang tidak.

 

Ada 3 hal yang mendukung terhadap cara belajar efektif diantaranya :

1)   Belajar Mandiri

Yaitu sebuah konsep pembelajaran atas inisiatif sendiri bukan belajar sendiri, kedua hal itu sangat berbeda artinya, yang benar adalah belajar atas inisiatif diri sendiri karena dengan begitu diri kita akan merasa teringat akan hal yang kita pelajari karena kita tertarik pada hal tersebut. Cara ini adalah cara paling efektif untuk belajar sehingga kita terus mengingatnya, tetapi cara ini juga sangat sulit karena butuh kemauan pada dirinya sendiri. Dan kemauan itu tumbuh dengan sendirinya karena kebiasaan diri orang tersebut.

2)   Media belajar

Media belajar adalah sebuah sarana kita yang akan membantu kita dalam belajar karena kita tinggal membaca dari media itu sehingga kita sudah tinggal memahami hal tersebut ini juga butuh kita cari sesuai yang akan kita pelajari. Bentuk sumber belajar banyak diantaranya ; buku, transparansi, film dengan topik tertentu, internet, dan sebagainya.

3)   Strategi atau cara belajar

Strategi belajar efektif sangat penting untuk mencapai presatasi belajar yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa strategi dalam belajar supaya efektif dan efisein, diantaranya :

Strategi Belajar Efeketif danEfisien

a.      Siapkan buku-buku materi pelajaran yang akan dipelajari dan kumpulkan dengan rapi di atas meja belajar.

b.      Mulailah pelajari buku paket atau buku catatan untuk jam  pertama dan seterusnya

c.       Jangan terlalu lama membaca buku pelajaran, uapayakan kira-kira 20 menit

d.      Pahami setiap alenia materi yang dipelajari

e.       Catat hal-hal yang penting dalam buku anda,jika belum dimengerti maka tanyakan pada guru atau teman yang mengerti

f.       Untuk pelajaran non eksakta ( yang tidak menggunakan rumus-rumus), cobalah sambil berbicara sendiri layaknya seorang guru ketika berdiri di depan kelas. Hal itu untuk menguji berapa persen anda menguasai materi yang baru dipelajari.

g.      Untuk pelajaran eksakta (menggunakan rumus-rumus),upayakan anda tulis rumus-rumus tersebut pada folio,karton manila dsb. Tempelkan/gantungkan pada tempat belajarmu atau di kamarmu agar sering terlihat dan mudah untuk mengingatnya

h.      Kerjakan latihan-latihan soal sebanyak-banyaknya dan catat temuan-temuan soal yang belum dimengerti untuk ditanyakan kepada teman atau guru yang mengerti

i.        Seringlah mendiskusikan atau menanyakan soal-soal atau materi pelajarnmu baik dengan teman maupun bapak/ibu guru

j.        Upayakan kelompok belajar kecil yang solid

 

Stevent R. Covey dalam bukunya berjudul Seven Habits of Highly Effective People, memaparkan tujuh langkah yang bisa Anda kembangkan untuk mendapatkan belajar yang efektif.

1)   Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.

Merupakan tolok ukur sederhana Anda sudah berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu, sumber-sumber terpercaya dalam mencapainya

2)   Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.

Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu.  Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu apa yang penting.

3)   Kerjakan dahulu mana yang penting.

Kerjakanlah dulu prioritas yang telah Anda tentukan sendiri. 

4)   Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (Bukan situasi "win-win" lagi).

"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition" (persaingan).  Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas.  Dengan begini, Anda akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas

5)   Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.

Banyaklah belajar memahami orang lain, sehingga orang akan memahami Anda.

6)   Cari solusi yang lebih baik.

Bila Anda tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut.  Coba cara lainnya.  Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru, teman, kelompok belajar

7)   Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.

Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide yang cemerlang.

Seseorang belajar dapat kita kategorikan seperti ini:
10% dari apa yang dibaca
20% dari apa yang didengar
30% dari apa yang dilihat
50% dari apa yang dilihat dan didengar 70% dari apa yang dikatakan
90% dari apa yang dilakukan

 

MOTIVASI BERPRESTASI ( BIDANG BELAJAR )

MOTIVASI BERPRESTASI

1.  Pengertian Motivasi

Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman 1986)

2.  Filosofi Motivasi

a.  Pada hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement)    

     Contoh : Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi belajar

a.    Dorongan seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang baik) adalah motivasi untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitivedissonance)

b.    Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi :

1.      Siswa yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor kemampuan  dan usaha dalam diri (internal)

2.      Siswa yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor luar diri(external). Keyakinan inilah yang perlu diluruskan

b.      Teori Self – Worth      

Seorang individu itu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang itu dinilai/dihargai karena prestasinya. Kegagalan akan membuat perasaan diri yang tidak berharga

      e.     Teori Ekspektasi

Motivasi seseorang tergantung pada besarnya kemungkinan berhasil  dan bagaimana makna suatu keberhasilan itu bagi dirinya, contohnya :

a.       Saya yakin dapat memperoleh nilai tinggi kalau saya mau mencoba, dan bagi saya nilai itu adalah sesuatu yang sangat penting.

b.      Ada keyakinan bahwa saya bisa tergolong sebagai orang-orang yang berprestasi itu penting.

f.     Teori Humanistik

            Dorongan jiwa tergerak karena ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang menggerakkan orang bertingkah laku :

a.       Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan ini paling dasar sifatnya.

b.      Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya

c.       Kebutuhan untuk diterima dan dikasih sayangi atau dicintai

d.      Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan & persetujuan

e.       Kebutuhan ingin tahu, mengerti, dan menyelidiki

f.       Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur

g.      Kebutuhan aktualisasi diri menjadi apapun yang diinginkan

3.        Secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

  1. Motivasi Instrinsik, yaitu dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang

Contoh : dorongan ingin minum, dorongan ingin bisa dan lain-lainnya

  1. Motivasi Ekstrinsik, adalah dorongan untuk berbuat sesuatu yang berasal dari luar diri Contoh : seseorang bertingkah laku karena adanya penghargaan, pengakuan, pujian, hadiah dan sebagainya

Dalam praktik kedua motivasi tersebut harus dikombinasikan.

Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang,bekerja habis-habisan untuk mencapai sukses.Daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent);dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya. Orang yang motivasinya tinggi bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila  gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980)

Ada tiga jenis tingkatan motivasi seseorang yaitu :

1.    Motivasi pertama adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, anak belajar karena diancam tidak diberi uang saku

2.    Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.

3.    Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya.

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi:

a. Faktor Individual

Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah faktor intelegensi dan faktor penilaian individu tentang dirinya.

b. Faktor Lingkungan

Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada diluar diri individu, yang turut mempengaruhi motivasi berprestasinya.

Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Lingkungan Keluarga

Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga.

2) Lingkungan Sosial

Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu

3) Lingkungan Akademik

Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya,

Pastikan Motivasi Berprestasi Anda Tinggi

Tanda-tanda orang yang memiliki dorongan kesuksesan tinggi :

a.    Lebih suka dan puas terhadap prestasi hasil usaha sendiri

b.    Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan

c.    Kegagalan bukan berarti sial, tetapi karena volume usahanya masih kurang

d.    Mereka kreatif, lebih gigih, energik, lebih suka bertindak dari pada berdiam diri, produktif,  dan penuh inisiatif      

e.    Suka tantangan dan memilih tugas yang resikonya realistik sesuai kemampuan nyata yang dimiliki.

f.     Selalu mengevaluasi dan mencari umpan balik untuk lebih giat lagi

 

Menumbuhkan Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi tidak dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses yang dipelajari, dilatih, ditingkatkan, dan dikembangkan. Berikut ini kiat-kiatnya :

a.    Tetapkan tujuan (goal setting),  yakin dan optimislah bahwa kita dapat berubah, bahkan kita memang harus berubah untuk mencapai titik maksimum

b.    Susunlah target yang masukakal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu, 2 atau 3 poin seminggu

c.     Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak

d.    Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan saya yang kurang menguntungkan

Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan motivasi dari orang-orang terdekat juga dapat dimanfaatkan